Kotak kosong di atas meja tak ada yang punya, tak berisi apa-apa yang bisa disebutkan istimewa. Sampai waktu, hari dan bulan terlewat kotak itu masih saja sepi tak diberi isi.
Kala ina menyembul dengan teriknya, kotak itu dipindahkan dari atas meja. Dibersihkan agar terlihat baik-baik saja. Ternyata selama ini bukan karena kotak itu tak menarik, hanya saja kotak itu belum menemukan pemilik.
"Kenapa kotak sebagus ini dibiarkan berdebu?"
Anak kecil itu melirik ke arah sekitar, ia mencari kain tuk membersihkan kotak itu. Namun, tak ada kain yang bisa ia pakai dan jadilah ia mengenakan bajunya untuk mengelap tiap sisi kotak yang terlihat kusam.
Merah jambu pada ranumnya tertarik sempurna, ia tersenyum sebab kotak yang tadinya lusuh sekarang berhasil ia sulap menjadi kotak paling cantik.
Kotak itu ia lapisi dengan kertas agar terlihat lebih indah, ia tulis di sisi depannya dengan kata 'Love Letter' menggunakan spidol berwarna biru.
Hari ke hari, bulan dan sampai tahun, anak kecil itu tumbuh bersama berbagai cerita yang selalu ia tuliskan diatas kertas dan menyimpannya di dalam kotak istimewa itu. Sampai di usianya sekarang, ia membuka kotak itu untuk melihat sudah berapa banyak kertas surat yang ia tulis.
Bagiannya bermacam-macam juga ada banyak warna kertas. Itu menandakan bahwa selama ini ia suda hidup bahagia juga turut menjalani duka dengan sangat baik. Ada kertas yang dilihat berbentuk love, itu bukanlah surat yang ia tulis sendiri, kertas itu dari sahabatnya yang seringkali suka membuat puisi. Ada beberapa kertas yang sama, dan isinya beragam.
Lalu ada kertas yang sedikit menguning, itu adalah kertas surat yang pertama kali ia buat. Tulisannya sangat khas, tak berubah, hanya saja jika dibandingkan dengan yang sekarang tulisan tangannya jauh lebih indah.
Didalam tumpukan kertas surat itu ada satu kalimat yang tertulis sangat rapih, ia membacanya dengan hati berdebar, "Kau tumbuh dengan baik meski harimu seringkali sulit, Adya."
Kertas berikutnya ia buka, ada tulisan lagi yang terlihat, "Bintang akan terus menyala walau dalam gelap kan? Kau itu sama dengannya. Jangan merasa jauh meski keberadaan mu tak dapat dilihat secara penuh."
Berikutnya ada kertas yang menyala karena warnanya yang terang. Kertas itu bukan berisi tulisan, namun berisi kertas dengan krayon warna-warni yang bergambarkan kue ulang tahun.
"Siapa yang menaruh ya disini?" Kau bingung, kau sibuk menerka. Namun nyatanya sang pemilik kotak sebelumnya adalah dalang perayaan dibalik semua ini. Ia selalu mengendap-ngendap memasukkan kertas surat berbagai bentuk sampai kau tak sadar bahwa semakin hari isi kotak tersebut semakin penuh.
Meski netramu tak melihat secara langsung namun kau harus tau ada yang melihatmu dengan penuh rasa beruntung. Tak perlu lagi merasa kesepian, kau hanya perlu melihat mereka yang selalu ada didekatmu.
Diakhir surat yang telah ia buka satu persatu. Ada sedikit ukiran di sisi kanan kotak tersebut dengan tulisan 'Serta mulia Adya, aku kan mengucapkan ini selama yang aku bisa. Jaga kotak ini selama kamu bertambah usia, semoga aku selalu bisa rayakan mu disetiap akhir bulan.'
Kau menutup kotak itu dengan hati-hati dan berseri. Awan menari-nari diatas atap rumah mu sekarang. Dan juga jangan lupa kenakan pakaian yang membuatmu nyaman hari ini. Semua orang ingin melihatmu bersorai gembira hati.
WN: Selamat, selalu selamat Adya. Serta mulia dan bangga hati dengan dirimu hari ini. Selamat dua puluh satu bertumbuh dengan istimewa.
Written by, El.
Komentar
Posting Komentar