Saya ragu perihal bahagia, kalau saya tentu bahagia bersamamu na, tapi kalau bahagiamu bukan sama saya.. jelas saya paham mesti tak dijelaskan.
Ditanya latar belakang keluarga, jelas saya berbeda. Ayah ibu ku terlewat sahaja, selalu menghela nafas ketika pulang kerja. Mungki beda dengan papah mama mu na, yang selalu terlihat rapih pada sandang yang membuatnya terpandang, duduk dimeja sendiri dengan nama yang menjunjung tinggi.
Kita terlewat jauh sekali na, bukan ingin menyerah, namun saya ga tega kalau kamu harus merasakan hidup susah. Dunia mu jauh lebih indah, namun jika suatu saat nanti ada yang bikin kamu gundah, kamu punya saya untuk jadi rumah.
Komentar
Posting Komentar