Kelopak merah muda, Lylie namanya.

"Jangan kerumah ku ya? disana selalu ramai jika malam hari." Senyum Lylie terhadap sang Desember, Si Desember yang melihat senyum aneh milik Lylie pun mengerutkan dahinya.

Lalu ia berinisiatif, "Klo begitu dirumah saya saja." Gadis itu hanya mengangguk, Tumben hari ini dia diam saja, Tidak seperti biasanya yang ramai bersua tanpa jeda.

**

Dirumah si Desember, Mereka disambut sang ibunda, Terlihat sedang sibuk dengan peluh dipelipisnya. "Ibu masak lele?" Prakarsa langsung bertanya, "Engga, kemarin kan sudah. Sekarang menunya soto ayam 'kan ada Lylie lagi main, masa ikan lele teruss." Lylie yang mendengarnya tersenyum manis mengangguk malu.

"Lylie sayang capek ya?" Tanya Ibu memeluk tubuhnya yang ringkih.

"Engga bu, tapi.." Netranya melirik Prakarsa.

Ibu tertawa, "Gak usah takut, anggap aja pra gak ada. sekarang anak kesayangan ibu cuma Lylie!" 

"Iye terus aje, aku mah anak nya Komeng!" teriak Prakarsa dari arah kamarnya.

Disatu sisi Lylie meringis, Ia menjadi iri dengan keluarga Prakarsa yang harmonis walaupun sang kepala keluarga sudah lebih dlu pergi. Beda dengannya, Meski orang tua Lylie masih lengkap namun tak pernah ia merasakan dirinya dianggap. Mereka hanya sibuk beragumen dengan sarkas setiap kali kumpul dirumah.

**

Jangan berfikir jika Prakarsa tidak tau masalah kehidupan Lylie, ia sangat tau walaupun Lylie tidak pernah menceritakan nya. Terakhir kali Prakarsa melihat ada ruam dibagian leher Lylie yang ia sembunyikan dibalik surainya, Prakarsa enggan bertanya sebab ia tau Lylie punya privasi.

Waktu Lylie main kerumahnya ia tidak sengaja meninggalkan ikat rambut, Gadis itu memang sering lupa apalagi perihal hari istimewa nya. Niatnya malam ini Prakarsa ingin mengembalikan ikat rambut itu, alih-alih sekalian mengucapkan 'selamat hari jadi juga setangkai bunga tulip kesukaan Lylie sebagai hadiah.

Selangkah lagi menuju gerbang, Prakarsa semakin yakin klo rumahnya Lylie memang selalu ramai setiap malam, tapi ramai yang berbeda. ini terlalu ramai, bantinnya.

Prakarsa langsung masuk tanpa bilang permisi saat netranya melihat bagaimana lelaki tua itu sudah teriak-teriak seperti orang gila! "Aku mohon jangan berantem lagi Ma, Pa!" Suara Lylie mengudara tepat dikedua telinganya, Nafasnya sudah tersengal dengan isak tangis yang tak abis-abis. pria itu yang disebut papa oleh Lylie dengan entengnya mendorong kencang tubuh Lylie kesudut pintu, Prakarsa dengan sigap menghampiri Lylie yang sudah tidak berdaya. 

"SETANNN! SAYA MUAK MELIHAT MUKA KALIAN!!"

"MENDING MATI AJA SEKARANG!"

Pria tua itu sudah kelewat batas, ia mengamuk bagaikan singa yang tidak diberi makan. Prakarsa melihat mama Lylie yang mencoba menenangkan suami nya tetapi sayang usahanya nihil. memang tidak seharusnya menghampiri singa yang sedang lapar.

"KLO BEGINI AKU MINTA CERAI AJA MAS!" 

"IYA! BAWA SEKALIAN ANAK PENYAKITAN MU ITU!"

"KAMU LAH YANG BAWA, ITUKAN ANAK KAMU!"

"SAYA GAK SUDI!" 

Ditempatnya Lylie menahan sakit disekujur tubuhnya, kepalanya menjadi pusing saat teriakan mama papa nya terdengar, "Biar Lylie aja yang pergi sendiri. Maaf kalau Lylie cuma buat beban mama papa, maaf Lylie cuma bisa jadi anak yang penyakitan dan nyusahin mama papa." ucap Lylie 

"Ly kamu jangan ngomong kaya gitu." sahut Prakasa

"Maaf Pra."

Lylie rasanya sudah tidak kuat, dadanya seakan dipukul habis-habisan. sakit sekali.

"Pra?"

"Iya Ly,"

"Nanti kalau Lylie udah gak ada, Pra janji selalu bawain Lylie bunga ini ya?" ucapnya melirik bunga tulip yang masih digenggam Prakarsa.

"Ly saya bilang jangan pernah ngomong kaya gituu!" 

"Ly jangan tidur," 

Prakarsa mengelus lembut pipi Lylie. Gadis itu kini mengeluarkan air matanya sedikit.

"OM, TANTE KENAPA DIEM AJAA!" teriak Prakarsa

Iya, orang tua Lylie hanya diam ditempat tidak melakukan apapun, mungkin mereka memang benar-benar ingin Lylie pergi. 

"Ly, hari ini kamu ulang tahun ayo kita rayain."

"Ly bangunn, Lylie."

Prakarsa hampir kehilangan akal, ia merogoh benda persegi didalam sakunya. 

Prakarsa memeluk tubuh Lylie sangat erat. tetapi sepertinya Lylie memang sudah harus pergi.

Lylie pergi tepat dihari istimewa nya.





Komentar